Couplepreneur itu tidak hanya awet karena cinta 😍.. cieeeee ciee. Jadi couplepreneur yang awet itu juga harus beres duluan urusan finansial. Saya yakin semua couplepreneur butuh tips ini.
1. Pisahkan keuangan keluarga dan bisnis
Pisahkan rekening, dompet, kaleng dan apapun tempat penyimpanan uangnya. Couplepreneur harus bisa membedakan mana uang milik keluarga dan mana uang milik perusahaan.
2. Gaji untuk owner
Di awal merintis bisnis, biasanya couplepreneur lupa bahwa dirinya juga butuh gaji. Bahkan gaji ini penting dalam rangka memisahkan keuangan pribadi dan bisnis.
3. Istri punya hak penghasilan
Couplepreneur itu berarti menjadi pasangan sebagai partner bisnis. Otomatis istri juga bekerja di perusahaan. Kebanyakan yang kami temukan adalah suami merasa aji mumpung istrinya adalah “karyawan gratis.”
Istri tidak digaji atau diberikan haknya sebagai orang yang juga sama-sama kerja di perusahaan. Bahkan ada yang terang-terangan bilang ke kami adalah menganggap istri adalah tenaga kerja yang murah 😱. Jadi istri juga harus punya gaji sendiri dan gajinya adalah miliknya, bukan milik suami.
4. Gaji suami tetap ada hak nafkahnya Istri
Walaupun istri sudah punya gaji sendiri, istri masih punya hak nafkah dari gajinya suami. Gajinya istri tidak menggugurkan kewajiban suami memberi nafkah ke istri.
5. Tambahkan 3 rekening lagi
Tambahkan 3 rekening, kaleng, dompet atau apapun itu untuk menyimpan uang. Tiga itu adalah untuk profit bersih, sedekah dan tabungan/ depresiasi perusahaan.
6. Saham
Walaupun suami istri, sebaiknya juga ada kesepakatan saham kepemilikan dari perusahaan. Tujuannya untuk membagi free cash kepada sesama owner agar jelas.
7. Profit, freecash dan ZISWAF/ Sedekah
Walaupun profit bersih boleh saja diambil oleh owner (couplepreneur), tetapi baiknya tetap tidak diambil semua. Sebagian sebaiknya ditahan untuk diinvestasikan lagi ke perusahaan. Sepakati berapa persen profit yang boleh diambil oleh owner!
Bagian yang boleh diambil itu namanya freecash. Lalu sepakati berapa persen dari freecash untuk ZISWAF.